Lubang Ajaib Di Bumi Yaman

Lubang Ajaib Di Bumi Yaman

Lubang Ajaib Di Bumi Yaman

Nun jauh di Iatali sana, tepatnya di Verona, ada sebuah rumah kuno, tua dan sederhana. Tapi dulu, William Shakespeare, rela datang dari Inggris untuk menginap di rumah itu. Shakespeare ingin mencari ilusi suci yang oleh para seniman disebut dengan inspirasi. Ia ingin merasakan aura cinta orang Italia. Di rumah tua itulah Shakespeare menulis salah satu kisah cinta terbesar sepanjang sejarah anak Adam: Romeo and Juliet.

Bangunan itu pun tenar. Meski kisah Romeo dan Juliet fiktif, namun karena cinta absurd, ambigu dan kisah-kisahnya utopis, maka penduduk kota Praja Verona mengembuskan kabar melangkolis bahwa asmara akan abadi jika dua pasangan menulis nama di balkon rumah itu. Sebuah balkon yang menginspirasi Shakespeare saat menulis adegan Romeo memanjat kamar melalui gorden yang dilempar Juliet. Balkon itu kemudian dikenal dengan: JULIETTE BALCONY.

Dengan sangat jeli, pemerintah kota Praja memanipulasi kesintingan manusia akan cinta menjadi peluang bisnis. Walhasil, berbondong-bondonglah para wisatawan dari seluruh dunia, terutama yang sedang kasmaran mengunjungi balkon Juliet. Mereka menuliskan kisah cinta di sana. Awalnya hanya di balkon, karena semakin banyak turis yang datang, maka dibolehkan untuk menulis ikrar asmara di seluruh dinding rumah. Dinding tidak cukup atap pun jadi korban. Atap ful, pintu, jendela, kusen, bahkan selang air pun ditulisi oleh orang-orang yang tidak lagi lurus otaknya karena cinta.

Di paris, Perancis, hal serupa terjadi. Di kota paling romantis sedunia ini ada jembatan yang disebut Pont Des Art; Jembatan Cinta. Apa lagi posisi jembatan yang tak jauh dari keharibaan Menara Eiffel itu, membuat aura cinta kota ini semakin kuat, dalam, magis dan membius. Bagi muda mudi yang sedang dimabuk asmara, kalau melancong ke Prancis, kurang lengkap jika tidak mampir ke jembatan ini.

Entah cerita apa yang melatarinya, tapi ada keyakinan yang tersebar di sana bahwa jika dua orang saling mencintai menggantungkan gembok, dengan ditulisi nama-nama mereka, di pagar jembatan itu, maka cinta mereka akan langgeng. Konyol tapi Romantis bukan?!

Sejak saat itu, jembatan ini tidak pernah sepi pengunjung. Setiap hari puluhan orang dari berbagai mancanegara datang menggantungkan gembok, kemudian kuncinya dibuang ke sungai yang megalir di bawahnya. Pagar jembatan yang malang itu pun penuh dengan ribuan gembok berbagai macam jenis, bentuk dan ukuran. Sebagian pengunjung yang lain hadir untuk melihat-lihat, memastikan kalau gembok yang digantungkan tahun lalu masih ada. Sedang sisanya, yang masih sehat pikirannya, datang hanya untuk menyaksikan kegilaan ini.

Dugaanku, keyakinan tersebut sengaja didengungkan pemerintah kota Paris demi menambah pesona wisata kota itu. Tentu tujuannya komersial. Karena semakin banyak turis yang melancong semakin banyak pula income yang didapat.

Dan anehnya, ternyata di Tariem mitos serupa juga ada. Meski tidak mendunia seperti cerita diatas tapi keyakinan ini cukup terkenal dikalangan pelajar Hadharomaut. Tujuannya tentu bukan kemersialisasi wiswata sebab pemerintah Yaman terlalu bodoh untuk mengerti peluang bisnis semacam itu.

Jika anda ziaroh ke maqbaroh sayyiduna Isya al-Muhajir, di Husaisah, pas di samping kanan kuburan anda akan mendapati dinding batu besar dengan lubang seukuran kepala.

Pernah kutanyakan pada salah satu teman, katanya kepercayaan ini bersumber dari kitab tertentu. Sampai sekarang aku tak sempat memastikannnya. Tapi yang jelas, menurut mitos itu barang siapa yang memanggil orang lewat lubang ajaib itu maka orang yang dipanggil akan datang ke Tarim.

Beberapa kali ziaraoh ke sana aku sempat menyaksikan orang-orang melakukan hal itu dengan mata kepala sendiri. Terutama mahasiswa Indonesia, dan lucunya kebanyakan orang yang mereka panggil adalah, emh, tunangan mereka.

Awalnya aku enggan mencoba. Bukan karena bid'ah sebab hal itu bukan amalan. Dan aku percaya mahasiswa yang melakukannya tetap meyakini bahwa Allah lah yang berkuasa mendatangkan orang yang dipanggil. Tanpa izin-Nya, jangankan mendatangkan orang, bahkan daun yang lepas dari tangkainya pun takkan mungkin jatuh ke Bumi. Tapi sebabnya tak lain dan tak bukan karena aku, sampai pada detik ini, masih single, belum punya tunangan. (ehm, barangkali ada yang minat!)

Bagi anda yang hendak berkunjung ke Tarim dan ingin mencoba hal tersebut, saranku, agar tidak terlalu berspekulasi, ketika memanggil nama lewat lubang itu gunakanlah Hp. Hubungi nomernya sekaligus kirimkan juga tiket pesawat, Insyaallah hari, tanggal dan bulan kedatangnya akan lebih jelas dan pasti.

1 komentar