Hikmah Puasa Ramadhan Untuk Akhiratmu

Hikmah Puasa Ramadhan Untuk Akhiratmu



Selain sebagai obat bagi tubuh dan juga rohani seseorang, hikmah puasa Ramadhan untuk kehidupan kita setelah mati juga jauh lebih perlu diperhatikan karena inilah bagian yang terpanjang waktunya yang akan dialami setiap manusia. Sedang kehidupan dunia sendiri untuk umat Nabi Muhammad umumnya hanya berkisar antara 60-70 tahun saja. Beberapa di antaranya adalah:

1. Zakat untuk tubuh

Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

لِكُلِّ شَيْءٍ زَكَاةٌ وَزَكَاةُ الْجَسَدِ الصَّوْمُ

Setiap sesuatu itu ada zakatnya, dan zakatnya tubuh adalah berpuasa. ” (HR. Ibnu Majah)

Sebagaimana kita ketahui bahwa tubuh kita adalah pemberian Allah, maka sudah sepatutnya kita berterima kasih karena telah menikmati segala fungsinya.

Selain puasa, salat Duha’ juga merupakan jalan untuk melakukan sedekah, sebagaimana disebutkan bahwa dalam tubuh kita terdapat  360 keping tulang dan setiap harinya semua harus disedekahi, jika tidak dengan materi maka dengan zikir, dan bila merasa berat melakukannya maka Nabi menganjurkan cukup dengan salat Duha sebanyak 2 raka’at saja.

2. Sebagai jalan pengampunan dosa

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda:

Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan perhitungannya (mengharapkan keridla’an Allah) maka diampuni dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)

Selama setahun penuh kita bergaul, bekerja dan melakukan berbagai aktifitas, tentunya segala tindakan kita tak terlepas dari kesalahan, baik itu disengaja atau tidak. Dengan dijadikannya bulan Ramadhan sebagai bulan ‘maghfirah’ (ampunan) oleh Allah, maka pada bulan tersebutlah kita sepantasnya memaksimalkan ibadah dan memperbanyak istigfhar agar mendapat ampunan dari-Nya. Bahkan inilah sebenarnya hikmah puasa Ramadhan yang terbesar.

Salah satu hadits Nabi saw. yang sangat familiar mengenai ampunan dalam bulan Ramadhan adalah pada hadis berikut ini:

Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu Barang-siapa menegakkan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika kita kembali mengingat sabda Nabi yang mengatakan bahwa sekiranya kita tahu bagaimana pedihnya siksa Neraka, maka tak ada satu orang pun yang berharap dan memikirkan surga selain berusaha terbebas dari siksa api neraka tersebut. Tentunya, dengan besarnya ampunan Allah di bulan Ramadhan ini, kita pun memiliki peluang besar untuk menghapus segala kesalahan yang telah lalu, sembari memperbaiki diri untuk bulan-bulan selanjutnya agar pesan Nabi tersebut dapat kita amalkan dengan baik.

3. Waktu terbaik untuk berdoa

Ada banyak sekali waktu-waktu terbaik seorang hamba dianjurkan berdoa, karena pada waktu tersebut doa mudah di ijabah oleh Allah swt., misalnya saja antara waktu antara Azan dan Iqamat, pada akhir hari jumat, dan masih banyak lagi.

Nah, hikmah puasa Ramadhan juga demikian. Terutama saat berbuka, sebelum salat magrib ditunaikan, sangat dianjurkan untuk banyak berdoa kepada Allah swt.

Sesungguhnya orang yang berpuasa diwaktu ia berbuka tersedia doa yang makbul” (HR. Ibnu Majah)

Penulis sendiri senantiasa mengingatkan para pembaca agar jika ingin sukses dalam kehidupan dunia ini, terutama dalam mencari rezki, sepantasnya memperhatikan waktu-waktu ‘emas’ seperti ini. Karena ini ibarat melakukan ‘langkah seribu’. Saat orang laing terseok-seok memaksimalkan kemampuannya dalam mencari rezki, kita bisa mencapai lebih tinggi dan lebih cepat dari mereka hanya dengan memanfaatkan moment penting seperti ini.  Mengenai ini bisa juga menyimak soal Doa Sholat Tahajud

Hadis lain yang mengunkapkan keutamaan bulan ramadhan dalam hal pengabulan doa adalah:

Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya” (HR. Turmudzi).

Saudaraku seiman, mari jadikan bulan penuh rahmat dan ampunan tersebut sebagai sarana mencapai kehidupan akhirat yang lebih baik dan sekaligus untuk kehidupan dunia yang lebih sejahtera.

4. Nikmati pahala seperti berpuasa setahun penuh

Alangkah beruntungnya jika bisa melakukan sesuatu yang tidak terlalu lama, tapi ganjarannya dilipatgandakan seperti orang yang melakukannya selama setahun. demikian pula dalam hikmah ramadhan , Ibarat orang yang hanya bekerja sebulan, tapi digaji seperti orang yang bekerja setahun. Bagaimana kita tidak senang? Apalagi ganjaran puasa bisa dibilang tidak dapat didefinisikan karena Allah pernah berfirman “Aku sendiri yang akan membalasnya…”

Mengenai ini, Nabi saw. juga pernah bersabda:

Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun.” (HR. Muslim).

Dalam hadis lain yang redaksinya hampir sama, Imam Ahmad dan An-Nasa’i, meriwayatkan dari Tsauban, bahwa Nabi saw. bersabda:

Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh.” ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam “Shahih” mereka)

5. Spesial, masuk pintu surga Rayyan

Bukan cuma pahalanya yang banyak, kelak di akhirat juga akan diberi hadiah spesial yang mana akan disediakan pintu surga khusus bernama Rayyan. Hadis dari Sahal r.a, berikut ini bisa jadi penyemangat Anda: Bahwa Nabi SAW pernah bersabda :

Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut dengan Rayyan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga dari pintu itu. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. (Mereka) dipanggil : Mana orang yang berpuasa ? Lalu mereka berdiri. Setelah mereka itu masuk, pintu segera dikunci, maka tidak seorangpun lagi yang dapat masuk” (HR. Bukhari)

Alangkah indahnya jika kita bisa merasakan kenikmatan ini. Ibarat orang yang antri lama menunggu jatah pembagian sembako, setelah berdesak-desakan di bawah panas matahari, kemudian tibalah waktunya ia dipanggil menerima bagiannya. Seketika itu juga, penderitaan sebelumnya akan tiada artinya karena alangkah sejuk dan nikmatnya memasuki surga Allah. Amin

6. Agar menjadi hamba yang pandai bersyukur

Nikmatnya bukan kepalang, setelah seharian penuh tidak makan dan minum, apalagi ditambah dengan terik panas matahari yang membakar yang membuat tubuh dan tenggorokan jadi kering, kemudian makan es buah segar yang manis, maka seketika itu juga rasa syukur kita kepada Allah swt. akan semakin bertambah. Hal ini digambarkan dalam hadis,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا ، إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ ِبِفِطْرِهِ وَإِذَا رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِه

Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: ketika berbuka ia berbahagia dengan berbukanya itu, ketika bertemu dengan Tuhan-nya, ia berbahagia dengan puasanya itu.” (Bukhari dan Muslim, lihat Al-Lu’Lu wal Marjan, hal.707)

Dengan berpuasa kita akan menyadari, ternyata walau hanya minum segelas air putih saja, rasanya nikmat sekali. Hal ini tidak akan kita rasakan kalau selama setahun penuh kita hanya makan dan makan saja tanpa pernah membatasi diri, apalagi jika uang cukup untuk membeli segalanya. Dan pada saat seperti inilah rasa syukur akan semakin bertambah dan terus memuji Allah swt, Subhanallah.

Sebuah hadits terkait yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi, Nabi Saw. bersabda,

عَرَضَ عَلَيَّ رَبِّيْ لِيَجْعَلَ لِيْ بَطْحَاءَ مَكَّةَ ذَهَبًا ، فَقُلْتُ : لَايَارَبَّ ، وَلَكِنِّيْ أَشْبَعُ يَوْمًا وَأَجُوْعُ يَوْمًا ، فَإِذَا جُعْتُ تضَرَّعْتُ إِلَيْكَ وَذَكَرْتُكَ وَإِذَا شَبِعْتُ وَشَكَرْتُكَ

Tuhanku pernah menawariku untuk menjadikan kerikil di Makkah (menjadi) emas. Aku menjawab, “Tidak, wahai tuhanku. Akan tetapi aku kenyang sehari dan lapar sehari. Apabila aku lapar, aku merendah sembari berzikir kepada-Mu, dan apabila aku kenyang, aku memuji-Mu dan bersyukur kepadamu-Mu.” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi dari Abi Umamah.)

Sangat jelas sekali, bahkan Nabi sendiri merasa bahwa rasa laparnya akan senantiasa mengantarkannya untuk selalu berzikir kepada Allah swt. dan bila beliau kenyang karena makan akan senantiasa memuji-Nya.

Manfaat dan hikmah Ramadhan lainnya:

1.   Melatih diri untuk disiplin

Sebagaimana kita ketahui bahwa waktu Sahur dan Berbuka telah ditentukan selama sebulan penuh. Sehingga, dengan demikian, kita akan semakin terbiasa untuk mengatur pola makan kita. Sering sekali orang terkena penyakit Maag karena kerap kali mengabaikan makan, atau masuk rumah sakit karena obesitas akibat makan berlebihan di setiap waktu. Nah, hikmah puasa bulan Ramadhan adalah salah satunya untuk melatih itu. Selain itu, karena sering sholat tahajud di bulan tersebut akan meningkatkan juga kedisiplinan bangun malam.
Menjaga keseimbangan hidup – Dalam hadis nabi yang bunyinya kurang lebih menyebutkan bahwa bukanlah hamba beliau orang yang meninggalkan akhiratnya karena dunianya dan bukan pula hambanya yang meninggalkan dunianya karena akhiratnya. Maksudanya apa?
Jadi rutinitas kita setiap hari jangan hanya urusan kerja dan uang saja, tapi harus diseimbangkan dengan ibadah dan zikir yang banyak. Dengan demikian hikmah puasa juga sebagai penyeimbang kehidupan seseorang.

2.   Lebih terjaga dan berhati-hati dalam bertindak

Sebagaimana kita tahu bahwa puasa bukan hanya tidak makan dan minum, tapi juga puasa dari berkata kotor, tidak mendengar hal-hal buruk, tidak melihat yang dilarang dan sebagainya.

3.   Melatih hidup sederhana

Hikmah disyariatkannya puasa yang lain adalah dimana saat berbuka, dengan sedikit minum dan makan saja kita bisa langsung merasa kenyang. Nah, dengan jalan ini kita akan terbiasa untuk hidup secukupnya, karena sebenarnya banyak makan itu hanya timbul dari hawa nafsu yang senang berlebih-lebihan.

Walau puasa memiliki makna yang cukup banyak, seyogyanya seorang muslim lebih mendahulukan dan mementingkan untuk tujuan akhirat dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Barangsiapa menjalankan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya karena ingin mengharapkan ganjaran dunia, maka balasan dari Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi.”

Sehingga yang seharusnya adalah puasa dilakukan dengan niat tulus dan ikhlas untuk mengharap keridahan Allah semata. Dan adapun persoalan dunia pasti akan kita dapatkan juga.

Di samping itu, dalam penetapan bulan Ramadhan dan 1 Syawal juga menegaskan kalender atau jumlah bulan sesungguhnya menurut hitungan Allah swt., yakni 12 bulan, bukan 13 atau pun yang lainnya sebagaimana sebelum datangnya Islam banyak yang merubah hitungan hari dalam bulan dan bulan itu sendiri. Dan acuan penting dalam perhitungan ini adalah sinar bulan dari purnama hingga membentuk bulan sabit.

Akhirnya, semoga ulasan hikmah puasa Ramadhan dan makna lain yang terkandung di dalamnya dapat kita pahami dan hayati dengan baik, agar menjadi pemicu bagi kita untuk mengembangkan kualitas ibadah kita hingga Idul Fitri tiba, dan bahkan pada bulan-bulan selanjutnya. Penulis juga berharap semoga hikmah ibadah puasa ini tidak hanya menjadi referensi saja, tapi diamalkan untuk lebih sempurnanya amalan kita. Amin


(Sumber : Dr. Yusuf Qardhawi, Fiqih Puasa dan Hikmah Puasa, dan dari berbagai sumber lainnya)