Syair Perahu Hamzah Al Fansuri

Syair Perahu Hamzah Al Fansuri




Syair berikut adalah karangan Hamzah Fansuri, yaitu seorang ahli suluk yang masyhur, yang hidup pada akhir abag ke-16 dan permulaan abad ke-17. Tempat bermukimnya ialah Barus, ia sangat banyak mengunjungi negeri asing, seperti Pahang, Banten, Kudus, Syarh Nawi (tempat kedudukan Raja Siam), Mekkah, dan Madinah.

Syeikh Hamzah Fansuri diakui salah seorang pujangga Islam yang sangat populer di zamannya (Abad 16 dan 17), sehingga kini namanya menghiasi lembaran-lembaran sejarah kesusasteraan Melayu dan Indonesia. Namanya tercatat sebagai tokoh kaliber besar dalam perkembangan Islam di Nusantara dari abadnya hingga ke abad kini.

( baca biografinya disini )

Syair Perahu
Karangan : Hamzah Fansuri

inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah
membetuli jalan tempat berpindah
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah [i'tikat = imam]

wahai muda, kenali dirimu
ialah perahu tamsil tubuhmu
tiadalah berapa lama hidupmu
ke akhirat jua kekal diammu

hai muda arif budiman
hasilkan kemudi dengan pedoman
alat perahumu jua kerjakan
itulah jalan membetuli insan

perteguh jua alat perahumu
hasilkan bekal air dan kayu
dayung pengayuh taruh di situ
supaya laju perahumu itu

sudahlah hasil kayu dan ayar [ayar = air]
angkatlah pula sauh dan layar
pada beras bekal jantanlah taksir
niscaya sempurna jalan yang kabir [kabir = besar]

perteguh jua alat perahumu
muaranya sempit tempatmu lalu
banyaklah di sana ikan dan hiu
menanti perahumu lalu dari situ

muaranya dalam, ikan pun banyak
di sanalah perahu karam dan rusak
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak

ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang [rencam = kacau]
ikan pun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang

muaranya itu terlalu sempit
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit
sempurnalah jalan terlalu ba'id [ba'id = jauh]

baiklah perahu engkau perteguh
hasilkan pendapat dengan tali sauh [hasilkan pendapat = ikatkan tali penambat ke darat]
anginnya keras ombaknya cabuh [cabuh = kacau]
pulaunya jauh tempat berlabuh

lengkapkan pendarat dan tali sauh
derasmu banyak bertemu musuh
selebu rencam ombaknya cabuh [samudera yang memusingkan]
la ilaha illallah akan tali yang teguh

barang siapa bergantung di situ
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju
selamat engkau ke pulau itu

la ilaha illah jua yang engkau ikut
di laut keras topan dan ribut
hiu dan paus di belakang menurut
pertetaplah kemudi jangan terkejut

Laut Silan terlalu dalam
di sanalah perahu rusak dan karam
sungguh pun banyak di sana menyelam
larang mendapat permata nilam [nilam = sejenis batu yang indah]

Laut Silan wahid al kahhar [al kahhar = Yang Berkuasa]
riaknya rencam ombaknya besar
anginnya songsongan (mem)belok sengkar [sengkar = balok/papan melintang di kapal]
perbaik kemudi jangan berkisar

itulah laut yang maha indah
ke sanalah kita semuanya berpindah
hasilkan bekal kayu yang juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah  

Silan itu ombaknya kisah [kisah = cerita]
banyaklah akan ke sana berpindah
topan dan ribut terlalu 'azamah ['azamah = hebat]
perbetuli pedoman jangan berubah

Laut Kulzum terlalu dalam
ombaknya muhit pada sekalian alam [muhit = sangat luas]
banyaklah di sana rusak dan karam
perbaiki na'am siang dan malam [na'am = ya, maksudnya sebuah pengakuan]  



ingati sungguh siang dan malam
lautnya deras bertambah dalam
angin pun keras ombaknya rencam
ingati perahu jangan tenggelam

jikalau engkau ingati sungguh
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh

Sampailah ahad dengan masanya
datanglah angin dengan paksanya
belajar perahu sidang budiman (nya)
berlayar itu dengan kelengkapannya

wujud Allah nama perahunya
ilmu Allah akan ....
iman Allah nama kemudinya
"yakin akan Allah" nama pawangnya

"taharat dan istinja" nama lantainya [taharat dan istinja = suci dan bersuci]
"kufur dan maksiat" air ruangnya [kufur dan maksiat = tidak percaya dan durhaka]
tawakkul akan Allah juru batunya
tauhid itu akan sauhnya

la ilaha illallah akan talinya
kamal Allah akan tiangnya [kamal = kesempurnaan]
as salam 'alaikum akan tali lenggangnya
taat dan ibadat anak dayungnya

shalat akan nabi tali bubutannya
istighfar Allah akan layarnya
"allahu akbar" nama anginnya
subhan Allah akan lajunya

"wallahu a'lam" nama rantaunya
"iradat Allah" nama bandarnya
"kudrat Allah"" nama labuhannya
"surga jannat an na'im" nama negerinya

karangan ini suatu madah
mengarangkan syair tempat berpindah
di dalam dunia janganlah tami'ah [tami'ah = loba]
di dalam kubur berkhalwat sudah

kenal dirimu di dalam kubur
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur
di balik papan badan terhancur 

di dalam dunia banyaklah mamang
ke akhirat jua tempatmu pulang
janganlah disusahi emas dan uang
itulah membawa badan terbuang

tuntuti ilmu jangan kepalang
di dalam kubur terbaring seorang
Munkar wa Nakir ke sana datang
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang

tongkatnya lekat tiada terhisab
badanmu remuk siksa dan azab
akalmu itu hilang dan lenyap
.............................................

Munkar wa Nakir bukan kepalang
suaranya merdu bertambah garang
tongkatnya besar terlalu panjang
cambuknya banyak tiada terbilang

kenal dirimu, hai anak Adam!
tatkala di dunia terangnya alam
sekarang di kubur tempatmu kelam
tiada berbeda siang dan malam

kenal dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur terlentang
kelam dan dingin bukan kepalang
dengan siapa lawan berbincang?

la ilaha illallah itu firman
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian
iman tersurat pada hati insap
siang dan malam jangan dilalaikan

la ilaha illallah itu terlalu nyata
tauhid ma'rifat semata-mata [ma'rifat = pengetahuan tentang zat Allah]
memandang yang gaib semuanya rata
lenyapkan ke sana sekalian kita 

la ilaha illallah itu jangan kaupermudah-mudah
sekalian makhluk ke sana berpindah
da'im dan ka'im jangan berubah [da'im dan ka'im = kekal dan teguh]
khalak di sana dengan la ilaha illallah [khalak = yang dijadikan/makhluk]

la ilaha illallah itu jangan kaulalaikan 
siang dan malam jangan kausunyikan
selama hidup juga engkau pakaikan
Allah dan Rasul juga yang menyampaikan

la ilaha illallah itu kata yang teguh
memadamkan cahaya sekalian rusuh
jin dan syaitan sekalian musuh
hendak membawa dia bersungguh-sungguh

la ilaha illallah itu kesudahan kata
tauhid dan ma'rifat semata-mata
hapuskan hendak sekalian perkara
hamba dan Tuhan tiada berbeda

la ilaha illallah itu tempat mengintai
medan yang kadim tempat berdamai [kadim = kekal]
wujud Allah terlalu bitai [bitai = ??]
siang dan malam jangan bercerai